"Apakah Raja mengizinkannya?"
"Kurasa begitu," Eden menggedikkan bahunya. Berharap kalau Sang Raja akan mengizinkannya berada di sekolah ini. Untuk menemani Azura. Supaya gadis itu tetap aman dan terjaga.
Sebab, Azura bagaikan seseorang yang sebatang kara. Bahkan hampir tak ada orang yang bisa dipercaya olehnya.
Sangat mengenaskan.
"Kalau begitu, tinggallah di sini, Eden. Aku akan senang jika memiliki teman sepertimu."
***
Eden terus menerus di sisi Azura tatkala gadis itu tak sadarkan diri. Ia memperhatikan setiap detail tingkat kesembuhan Azura. Bahkan hingga mengatur pola makan Azura. Ia merasa bersalah, karena datang terlambat saat menyelamatkan Azura.
"Maafkan aku, Azura. Kalau saja aku datang lebih awal. Kau pasti tidak akan terluka."
"Kenapa kau berpikir demikian? Aku sudah sangat senang karena dibantu olehmu. Bayangkan saja, jika kau tak ada di sana, mungkin aku tidak akan baik-baik saja. Nyawaku bisa melayang."
