Ditataplah sosok Raja Ansell dengan wajah yang datar. "Aku tahu belakangan ini aku tak mengingat apa pun. Namun, itu bukan berarti aku sepenuhnya tak bisa mengetahui apa yang terjadi. Aku juga mengetahui kalau aku pernah melakukan sihir gelap. Dan itu bisa mengembalikan banyak nyawa. Bukankah begitu?"
"Azura, itu sangat beresiko. Aku tidak yakin soal Ichiro. Bahkan jejaknya saja sudah tidak ada. Belum ada orang yang bisa melakukan Pemanggilan Roh."
"Tapi, Raja ... Aku sudah membunuhnya. Aku sudah membunuhnya!!!"
Azura berubah histeris. Air matanya kembali menetes dengan deras. Disertai dengan perasaan frustasi dan bersalah yang amat dalam. Azura ingat pecahan dari kepingan kenangan yang muncul di kepalanya. Bagaimana tentang bola api yang begitu besar mengenai Ichiro. Melenyapkan nyawa lelaki itu dalam sekejap. Bahkan menghanguskan Sang Pemimpin sampai tak bersisa.