"Raja Ansell... Mengapa Raja Ansell tidak menjenguknya?"
"Apakah aku harus menjenguknya?"
"Kurasa lebih baik jika Raja Ansell ada di sampingnya."
Raja Ansell menggelengkan kepalanya. "Itu tidak perlu. Kau awasi saja dia, Eden. Pergilah dari ruanganku."
Eden pun menganggukkan kepalanya. Lelaki itu kembali masuk ke dalam ruangan Azura.
Sosok Azura tampak mengerikan. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan perban. Napasnya terlihat sangat pelan. Bahkan seolah gadis itu tak mampu mengangkat napasnya sendiri. "Raja sangat kejam kepadamu. Dia bahkan tidak mau melihatmu."
Eden juga menitikkan air matanya. "Padahal, aku juga segan untuk melihatmu. Aku sungguh takut, kau akan pergi dengan keadaanmu yang seperti ini."
"Kumohon, Azura... Kembalilah. Aku sungguh tidak bisa melihatmu dalam penderitaan ini secara terus menerus."
Sayangnya, sosok Azura seakan tidak mendengarkan. Ia tetap berada dalam penderitaan itu.
* * *