Azura pun melantangkan. Ia berkata kepada para rakyat. "Aku telah menggunakan izin resmi kepada Raja untuk meminta kalian datang ke tempat ini. Sedangkan Nona Faquella bahkan membangun panggung dadakan ini, menunjukkan seberapa payahnya dia sekarang. Dia bahkan tak punya izin resmi di hadapan Raja."
"Apalagi yang lebih mengerikan daripada sebuah acara yang ilegal? Kau tidak takut pada aturan?"
Nona Faquella pun tersenyum. "Aku adalah seorang penasihat raja. Aku berhak untuk melakukan sebuah pidato di depan para rakyat bahkan tanpa meminta izin kepada Sang Raja. Kenapa kau memprotesnya? Kau takut padaku? Hm?"
Azura pun kini menyadari. Apa yang telah muncul di hadapannya ini adalah Nona Faquella. Mungkin belakangan ini dia mengendurkan serangan, akan tetapi bukan berarti dia berubah seutuhnya.
Mana mungkin ada orang yang berubah seratus persen?
Tidak mungkin.
Nona Faquella pun menggertakkan giginya. "Kau tak perlu memprovokasiku, Azura."
"Kaulah yang memulainya."