Ichiro memasuki ruangan Puteri Ferysha. Gadis dengan rambut panjang sepunggung itu memang menawan. Begitu cantik dan elegan. Dengan suaranya yang selembut sutera, melengking bak kebanyakan permaisuri pada umumnya, dia lantas bertanya. "Raja, aku mengkhawatirkanmu. Dua hari ini Raja tidak datang ke tempatku."
Puteri cantik jelita itu menggamit lengan Sang Raja. Ichiro buru-buru melepaskannya, mengatakan dengan jelas. "Kau tahu, aku bukan Raja Ansell."
Mata Puteri Ferysha langsung berubah. Ada ketakutan yang terlintas di bola matanya. "Kalau bukan dirinya ... Kau ini siapa? Jangan bilang ... Kamu Ichiro?"
"Memangnya ada berapa jiwa yang berada di dalam tubuh Raja Ansell, huh?"
"Kau Ichiro rupanya. Pantas saja Sang Raja tidak haidr di sini." katanya dengan sedih. Entah benar-benar sedih, atau hanya kamuflase kesedihan saja.
Yang jelas, ekspresi Puteri Ferysha tampak ganjil di wajah Ichiro.
"Katanya dia akan menikah denganmu."
"Benarkah? Kau tidak bohong?"