"Eden, apakah kau tahu hari ini ada acara di istana?"
Lelaki itu meringis, dia pun menjawab. Ia menyematkan kebohongan dalam jawabannya itu. "Aku tidak tahu. Memangnya kenapa?"
Azura menyipitkan alisnya, agak heran kalau Eden tak tahu informasi yang ada di istana. Well, dia juga tidka tahu ada acara apa di istana.
"Pak, tolong cepat." kata Azura pada akhirnya. Ia ingin segera menyelidiki kejadian apa yang ada istana. Kalau ini sampai memberikan tamu sebanyak ini. Bukankah mestinya ada acara penting? Tetapi, anehnya, kenapa dia tidak diundang?
Perasaan Azura mendadak tidak nyaman.
* * *
Aroma lembut menguar dari gadis bernama Ferysha ini. Beberapa tahun sudah berlalu sejak terakhir kalinya dia melihat Ferysha. Dan gadis ini tidak berubah.
Kulitnya masih cantik nan mulus, hidungnya masih mancung, dan rahangnya juga tirus.
"Raja Ansell..." Panggilnya sangat lemah lembut. Raja Ansell terkesiap karena dia terpana pada kecantikan Sang Puteri.
