Pagi-pagi sekali, tatkala embun masih basah di atas dedaunan, Azura pun mendengar banyaknya keributan keributan yang terjadi di luar ruangan. Gadis itu agak bingung, apa yang menyebabkan keributan ini? Azura sama sekali tidak mengerti apa jawabannya. Sampai akhirnya, Azura pun keluar dari ruangan, menatapi wajah wajah para pelayan.
Pelayan yang ada di sana pun tampak enggan untuk bercerita. Mereka diam saja. Tak ada satu pun yang membuka mulut kepada Azura. Gadis itu sontak makin keheranan.
Lantas, ia pun melihat ke arah Grritos. Tatkala Azura hendak membuka mulutnya, akan bertanya kepada Grritos. Lelaki itu malah langsung membalikkan tubuhnya, seolah dia tidak ingin untuk berbicara dengan Azura.
Gadis itu pun menghembuskan napas yang berisikan beban. 'Kenapa semua orang di istana menghindariku? Apa yang salah dengannku? Apakah mereka marah kepadaku? Memangnya aku telah berbuat apa?'
Azura menjadi kesal sendiri.