Raja Ansell terus berada di sisi gadis yang dicintainya. Wajah pucat Azura yang sedang koma tidak membuatnya sedikitpun merasa kehilangan cintanya. Justru, ia merasa sekali lagi jatuh cinta. Sedikit pucat tak menjadi masalah.
Wajah Azura tetap cantik di matanya dan tak ada yang bisa menandingi itu. Ia sedikit merasa menyesal atas apa yang sudah terjadi pada gadis itu. Mengapa Azura harus memberikan darahnya? Tidak! Bahkan jauh lebih baik bila ia kehilangan nyawanya dibandingkan sang kekasih, pikir sang raja.
Ruang perawatan jauh lebih terasa sedih. Sosok wanita yang dicintainya itu sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda akan terbangun.
"Azura, apa yang kamu lakukan padaku terlalu berbahaya. Kamu pikir aku bisa hidup bila kamu tak—" Raja Ansell bahkan tak sanggup melanjutkan kalimatnya.