Azura agak terkejut dengan kehadiran Eden. Lelaki itu hadir di kamar baru Azura. Lalu, memandang tepat ke wajah gadis tersebut. Lantas, ia malah menyunggingkan sebuah senyuman. "Akhirnya kamu melakukan apa yang ingin kamu lakukan juga, Azura."
"Aku tahu, kamu mencintainya bukan?"
Alis Azura meninggi sebelah. "Kamu tahu aku menyukainya?"
Eden tertawa. "Hei, pertanyaan macam apa itu! Tentu saja aku tahu kalau kamu menyukainya. Matamu selalu bersinar ketika menceritakan Raja Ansell. Selain itu, kamu juga selalu mengkhawatirkannya, melenihi kamu mengkhawatirkan dirimu sendiri. Tidak ada bukti lain yang lebih kuat untuk mengetahui perasaanmu."
"Kenapa kamu tidak memberitahuku sejak awal?" tanya Azura kebingungan.
"Aku tidak kuasa untuk menceritakannya kepadamu. Karena aku juga menipumu, supaya kamu percaya kalau kamu mencintaiku. Yah, kamu memang mencintaiku. Tapi itu dulu."