Dan kini, ada bagian dari dalam diri Azura yang memberontak. Seakan otaknya ini memburu agar bhbirnya berseru. Ya. Azura ingin mengatakan secara jujur. Kalau dia merindu. Sosok yang semula selalu ada, tetapi lalu hilang dari pandangan matanya.
Ia... Rindu dengan Raja Ansell.
Azura menghela napas panjangnya. Perempuan itu memandang ke arah Pangeran Ansell. Ia mengeratkan genggamannya di roknya sendiri, mengumpulkan niatnya sendiri. Dengan menunduk, Azura mencoba untuk memberanikan diri berkata demgan Pangeran Ansell. "Pangeran," Azura mendongak.
"Apa yang ingin kau sampaikan, Azura?" tanya Pangeran Ansell dengan tanda tanya. Belakangan ini, Pangeran Ansell juga tak pernah melihat sosok Azura. Anehnya, kini gadis itu malah ada di depannya.
Dengan wajah yang tak bisa ditafsirkan oleh Pangeran Ansell, Azura lantas berkata. "Apakah Pangeran Ansell bahagia?"
"Maksudmu?"
"Apakah Pangeran Ansell bahagia?"