Eden memanggil Pelayan yang berada di depan pintu. Tak lain dan tak bukan itu adalah Azura. Gadis itu langsung gugup. Ia masuk ke dalam Ruangan, menyatukan kedua tangannya di depan. Lalu menunduk.
"Kamu pasti mendengar pembicaraan kami," duga Eden.
Azura menggigit bibirnya. "Ah .. Aku .." Gadis itu menggaruk kepalanya. Ia mencoba mencari sebuah alasan lain.
Melihat keadaan Azura yang terjepit oleh Eden, Pangeran Ansell buru-buru menyela. "Azura,"
"Sebenarnya tidak masalah kalau kamu mendengar pembicaraan kami. Toh ini juga berkaitan denganmu. Dan faktanya memang begitu. Aku dan Eden menyukaimu."
Azura mendongak, menatap lurus ke arah Pangeran Ansell. Jantungnya sudah mau copot. Pernyataan macam apa yang diberikan oleh Pangeran Ansell saat ini?
Bukankah kalau pernyataan suka itu harus dilakukan dengan khidmat dan juga menyenangkan? Kok malah ... Azura langsung memerah!! Apa-apaan ini! Dia malah seolah ditembak dua orang sekaligus!!