Seluruh orang yang berada di lapangan itu segera minggir. Mereka tidak mau mengganggu duel antara kedua Pangeran. Salah satu ajudan dari Pangeran Parker pun menyerahkan pedang yang tajam kepadanya. Lelaki itu berwajah garang, menunjukkan pedangnya tepat di wajah Pangeran Ansell. "Kamu sudah siap?"
Pangeran Ansell mendengus. Ia juga tampak kesal dengan arogansi yang berasal dari Kakaknya. "Sepertinya memang Kakak sudah menantikan ini sejak lama."
"Kenapa tidak? Kamu adalah kandidat yang selalu diagungkan oleh Rakyat dan juga Saudara-saudara Keluarga Kerajaan. Rivalku."
"Baiklah, mari kita tunjukkan siapa yang paling berhak untuk duduk di takhta."
"Jangan sampai kau curang." ujar Pangeran Parker.
Sebab, kekuatan angin Pangeran Ansell sangatlah besar. Sudah tentu jika Pangeran Ansell menggunakan kekuatan anginnya, maka Pangeran Parker akan mati habis-habisan.