Sementara di emperor Group.
Setelah Brian tiba di perusahaan, dia mengadakan beberapa rapat berturut-turut, di setiap rapat, para eksekutif senior dimarahi. Tekanan seluruh kaisar sepertinya tiba-tiba menjadi tertekan, dan semua orang melakukan sesuatu memakai hati mereka, karena takut jika mereka tidak memperhatikan, kemarahan Brian akan menyebar ke diri mereka sendiri.
Brian berdiri di depan jendela kantor, dengan sebatang rokok menyala di tangannya yang menggantung, dan asap yang melingkar naik. Sebelum dia bisa menyembunyikan wajahnya yang tegas, dia telah menghilang tanpa jejak.
Ponsel bergetar hebat di atas meja, seperti harus diangkat, menggaruk hati dan pikiran yang tak tertahankan.
Bibir tipis Brian sudah lelah dan ingin segera istirahat, tapi ia melirik telepon di mejanya sebentar, lalu pergi untuk memutar puntung rokok di asbak, dan pada saat yang sama ia mengangkat telepon. Brian membaca nama penelepon terlebih dahulu, dan Brian mengangkat telfonnya, "Nenek."