Perasaan pahit menyebar dari sudut mulut Julia, dan menuju hatinya, seperti sebuah sengatan yang melukai hatinya. Dia menertawakan dirinya sendiri, menunduk, dan diam-diam menyelesaikan sarapannya.
Namun, sarapan yang jelas nikmat itu, terasa seperti mengunyah lilin.
Ayu melihat pandangan sakit Julia, dia merasa sedikit marah, tetapi karena urusannya sendiri, dia tidak dalam suasana hati yang baik, dan pada akhirnya dia hanya bisa menghela nafas pelan.
Setelah mengirim Julia ke perusahaan, Ayu tidak menahan diri dan bertanya dengan sungguh-sungguh: "Nak, kamu memilih jalan tersulit untuk dirimu sendiri. Tahukah kamu?"
Julia memiringkan kepalanya untuk melihat Ayu, tatapan matanya menunjukkan rasa kehilangan.
Ayu memeluk Julia, hidungnya sedikit masam, "Tidak peduli apa yang kau putuskan, kau harus ingat. Aku selalu ada di sisimu."