"Kau yakin mau ikut denganku ke kantor, Sayang?" tanya Lucas sambil mengancingkan lengan kemeja biru yang dia kenakan, tanpa mengalihkan padangan ke arah Ellena yang sedang berdiri di dekat nakas.
Ellena meraih tas tanpa melepas pandangan dari arah Lucas. Tatapannya datar. Seketika matanya menyipit, lalu dia mengayunkan kaki menghampiri Lucas.
Kini Ellena telah berdiri di depan Lucas, tanpa langsung berbicara, sekadar menanggapi. Namun, tatapannya masih sama seolah-olah ada yang aneh dengan pertanyaan Lucas. Padahal mungkin bagi Lucas itu hanya pertanyaan biasa, yang tidak memiliki makna terlalu serius.
Lucas tersadar. Seketika dia menghentikan kegiatannya dan mendongakkan kepala, menatap heran kedua sorot mata yang tengan menatapnya nanar.
"Kau kenapa?" tanya Lucas sedikit heran.
"Kenapa?" balas Ellena sedikit sinis.
"Apa maksudmu, kenapa?" Lucas membulat makin merasa aneh.