"Sa-saya ... saya pergi—"
"Bersama Rully? Pegawai di kantor ini, iya?" pungkas Richard yang sontak membuat Ellena membulat.
Ellena langsung mengira bahwa Richard mengetahui hal itu dari ibunya dan sepertinya Richard percaya, padahal dia hanya menjawab sekenanya pada sang ibu. Bahkan sosok Rully yang disebutkan, dia sama sekali tidak mengenalnya. Namun, pertanyaan Richard seolah-olah menyatakan bahwa benar ada pegawai yang bernama Rully di kantor itu.
Dengan sigap Ellena mengangguk dengan begitu antusias, mengiakan perkataan Ellena.
"Bahkan di sini tidak ada pegawai yang bernama Rully, Patricia!" bentak Richard seraya menekankan kedua tangannya ke atas meja.
Hal itu sontak membuat Ellena makin terlonjak. Matanya membulat sempurna. Tidak menyangka bahwa dugaannya salah. Ah, sial. Ternyata pertanyaan Richard hanya untuk menjebaknya saja.