"Kenapa Anda menatap saya seperti itu, Tuan?" tanya Ellena seraya menatap Richard dengan heran.
"Oh." Richard tersentak, seketika lamunanya ambyar.
Entah mengapa akhir-akhir ini Ellena selalu saja menjadi objek imajinasinya. Apa pun yang dia pikirkan, pasti akan bermuara pada sosok yang tengah dia kagumi saat ini.
Richard tersenyum seraya mengangkat punggungnya dari sandaran sofa. Menurunkan sebelah kaki kiri yang menyilang di atas kaki kanan. Dia kemudian menegakkan posisi duduk, dengan tatapan yang fokus ke arah Ellena.
"Kenapa, Patricia? Apa ada masalah?" tanya Richard pura-pura tidak memahami maksud ucapan dari sekretarisnya.
"Bolehkah saya berkata jujur, Tuan?" tanya Ellena memastikan, sebelum dia membeberkan semua keluhannya kepada Richard.
"Ya, tentu saja. Katakan sejujurnya, Nona Manis," balas Richard seraya mengerlingkan sebelah matanya, sengaja ingin menggoda Ellena.