Kondisi Lucas sudah mulai membaik. Dia sudah mulai keluar dari kamar, meski langkahnya masih sedikit terpincang-pincang. Kali ini dia sedang duduk di sofa tengah sambil menonton siaran televisi.
Suara bel rumah seketika memecah di ruangan. Namun, dia memilih untuk mengabaikan dan membiarkan Joana yang akan membukanya. Tak lama kemudian suara ketukan heels terdengar di ruangan itu, seakan-akan menghampirinya.
Lucas masih bergeming dan tidak berniat menoleh ke belakang. Sudah dapat dipastikan siapa yang datang. Hingga akhirnya suara ketukan sepatu itu tiba-tiba terhenti.
"Selamat siang, Lucas."
Benar saja dugaannya. Meski Lucas tidak melihat secara langsung, dia tetap bisa menebak dengan tepat siapa tamunya kali ini, setelah mendengar suara sapaan itu.
"Mau apa lagi kau kemari, Michelle? Belum puaskah kau menggangguku?" tanya Lucas sama sekali tidak menunjukkan sikap ramahnya. Bahkan dia masih enggan untuk menoleh ke belakang.