"Masuk!"
Pintu ruangan perlahan terbuka. Ellena yang sedadi tadi sudah memfokuskan pandangan ke arah pintu, tiba-tiba bangkit dari tempat duduk, manakala mendapati Richard yang masuk ke ruangannya.
"Tuan Richard? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Ellena dengan sopan. Sikap yang memang seharusnya ditunjukkan kepada seorang atasan.
"Jangan memanggilku seperti itu. Aku lebih senang kalau kita berbicara lebih santai seperti tadi," ujar Richard. Kini dia sudah berdiri di depan Ellena dengan meja sebagai pembatas antara mereka.
"Ini masih jam kerja. Saya tidak berani. Nanti bagaimana kalau ada pegawai lain yang mendengar?" balas Ellena merasa ragu jika harus bersikap sesantai itu kepada atasannya saat masih di kantor.
"Untuk apa memedulikan mereka. Yang atasan di perushaaan ini aku, bukan mereka," balas Richard memilih untuk bersikap masa bodoh, karena dia memang memiliki sikap dingin dan tidak terlalu peduli dengan omongan orang lain.
"Tapi—"