"Joana, tunggu!"
Joana tersentak saat tiba-tiba suara seseorang menggema di udara. Dengan sigap dia menyembunyikan kedua tanganhya di balik punggung, lalu memutar badan, menoleh ke sumber suara.
Tampak wanita paruh baya yang tak lain adalah Veronica, berdiri beberapa meter di depannya.
"Nyo-Nyonya?" lirihnya gugup dengan bibir bawah yang sedikit bergetar.
Tanpa menanggapi, Veronica langsung melangkah perlahan, menghampiri Joana. Sepasang mata hazel itu menatap nanar, menelisik setiap ekspresi yang terpampang di wajah Joana. Senyum getir pun seketika terbit di wajahnya, seolah-olah ada sesuatu dari Joana yang mengusik hatinya.
Gugup. Joana makin tidak bisa mengendalikan tremor yang tidak pernah absen dari tubuhnya, sejak kemunculan wanita paruh baya itu. Ah, sial. Seharusnya dia harus lebih hati-hati tadi.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Veronica dengan tatapan yang sama, setelah berdiri tepat di depan Joana.