"Filia, sudahlah, kau jangan menangis terus. Aku semakin merasa bersalah jika melihatmu seperti ini." Keenan memasang ekspresi memelas seraya membujuk wanita yang telah di nodai.
"Mana mungkin aku bisa berhenti menangis, Keenan, sementara apa yang sudah kita lakukan sungguh kesalahan yang besar," balas Filia seraya mengangkat wajahnya yang sudah tertumpu kembali di atas lutut kaki. Namun, hanya sejenak. Dia kembali membenamkan wajah yang tampak kacau itu di antara kedua kaki yang masih ditekuk.
"Aku tahu. Aku memang salah, tapi sungguh aku juga tidak berniat untuk melakukan itu padamu," keluh Keenan. Kali ini terlihat jelas raut penyesalan di wajahnya.
"Andai kau tidak datang kemari, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini, Keenan." Filia masih belum mengubah posisi. Tampaknya dia sangat terpukul dengan kejadian itu.