Ricky bernapas lega ketika dirinya akhirnya berhasil keluar dari rumah hantu itu. Dua lututnya terasa lemas, tapi masih cukup kuat untuk berdiri jika dua tangannya bertopang di atas lutut. Jantungnya yang semula berdetak cepat, kini mulai kembali tenang secara perlahan seiring dengan banyaknya udara luar yang masuk ke paru-parunya.
"Kamu gak kenapa-kenapa, Ki?" tanya Aurel yang baru tiba di hadapannya. Ia juga mengambil tisu dari tas selempangnya untuk diberikan pada adiknya itu.
"Nggak. Aku baik-baik aja," jawab Ricky sambil mengambil selembar tisu itu. Aurel juga berinisiatif membuka kunci helm kamera itu di bawah dagu Ricky.
"Wah, pacarnya perhatian banget, ya." Komentar yang dilontarkan Tio membuat Aurel menatapnya tajam.
Gadis berambut panjang dikuncir satu itu membanting langkah ke arah pria itu, lalu mendorong helm tersebut ke dadanya. "Kalau sampai adik Saya kena serangan jantung di dalam, Saya bakal tuntut kalian," ucap Aurel serius.