Allail pun membawa Lascrea ke kasur dan menidurkannya di sana dengan perlahan.
Suhu tubuh mereka berdua yang makin terasa panas, saling bersatu dengan cinta berselimutkan hasrat membara yang telah mereka berdua tahan dengan lama.
Allail membelai rambut Lascrea dan perlahan turun ke pipi, kemudian belaian itu turun ke lehernya yang sangat indah itu. Rasanya, Allail seperti akan melahap habis wanita yang amat membuatnya membara malam itu tanpa ada yang tersisa sedikit pun.
Selama beberapa waktu, saat Allail tak ada di samping Lascrea, memang waktu yang dijalani oleh wanita itu terasa sangat lama dan hampa. Kehidupan pernikahan yang indah, kini bisa kembali dia rasakan dengan kehadiran Allail yang menyentuhnya dengan penuh kasih sayang itu.
"Allail, apakah kamu mencintaiku?" tanya Lascrea di tengah-tengah kegiatan panas yang sedang mereka lakukan itu.