"Cepat, beritahukan padaku! Sebenarnya apa yang laki-laki itu bicarakan padamu!"
Saat itu, raut wajah Daniel terlihat sangat mengerikan. Dia benar-benar terbakar dalam amarah.
Naura sangat takut, dia berusaha untuk pergi dari sana. Akan tetapi, Daniel sudah mengunci pintu itu dan melempar kuncinya.
"Sini kamu! Kenapa kamu tidak bisa menjawab apa yang aku tanyakan itu? Apakah kamu berencana bermain api dengan Matthew? Hah!" Daniel menarik tangan Naura dan mengenggamnya dengan erat sampai tangan Naura rasanya sangat sakit dan perih.
"Apa? Aku sama sekali tidak ada niat seperti-"
Plak!
Tiba-tiba saja, tangan Daniel sudah mendarat di pipi Naura. Saat itu, Naura sangat kaget dan langsung meneteskan air matanya.
Sama halnya dengan Naura, Daniel kemudian sadar kalau dia sudah kelewatan batas dalam bersikap.
Naura kemudian berbalik dan menatapnya dengan air mata yang berlinang membasahi pipi merahnya akibat tamparan Daniel kala itu.
