Mataku terfokus pada pria yang duduk di kursi di sisi lain ruangan. Ponselnya ada di atas meja di sampingnya, layarnya menghadap ke langit-langit dan terang. Dia menggosokkan jari-jarinya ke pelipisnya seolah-olah dia menderita migrain, dan seluruh ruangan dipenuhi dengan berbagai benda logam, seperti belenggu yang tergantung di langit-langit, rak logam yang penuh dengan alat-alat aneh, dan beberapa saluran air di lantai yang diwarnai dengan warna yang aneh.