Aku berjalan ke pintu depanku sendiri dan mengetuk. Folder itu terselip di bawah lenganku, dan aku mengenakan gaun dengan jaket denim di atasnya. Musim semi telah tiba, dan saat matahari bersinar, cuaca masih agak dingin.
Langkah kaki terdengar di sisi lain, dan pintu terbuka sesaat kemudian.
Liam berdiri di sana, matanya kalah, tubuhnya lemah. Dagunya ditutupi janggut tipis karena dia berhenti bercukur, dan kecerahan mata birunya hilang. Dulu mengingatkan aku pada sinar matahari yang terpantul dari perairan biru laut. Sekarang mereka abu-abu, tak bernyawa.
Aku hampir merasa tidak enak padanya… hampir. "Bolehkah aku masuk?"
"Ini rumahmu." Dia menyingkir agar aku bisa masuk. "Kamu bahkan tidak perlu mengetuk."