Lututku langsung lemas, dan emosi melonjak ke tenggorokanku. Aku menjadi liar, berubah tidak menentu, irasional, patah. "Ayah…" Air mata langsung bercucuran di sudut mataku, dipicu oleh kebencian pada diri sendiri, kebencian, dan setiap emosi dalam hidup ini. Pandanganku kembali ke Heath. "Sentuh dia, dan aku bersumpah demi tuhan..." Aku bergegas, siap untuk mematahkan wajah keras itu dan menodai mata biru itu.
Anak buahnya sudah siap untuk itu, jadi mereka mencengkeram kedua tangan aku dan mendorong aku kembali sampai aku jatuh ke tanah.
Aku bahkan tidak bisa mendekat.