"Kenapa begitu mengejutkan?" Aku terus jari aku di sekitar batang gelas anggur aku. Jari-jari Haris masih menempel di pahaku, sedikit menyentuhku, sedikit posesif. Mengatasi sikap tidak akan memperbaiki situasi dengan Ash, tetapi aku tidak bisa mengendalikan respons bawaan aku terhadap asumsi seksisnya.
Sudut mulutnya naik menjadi senyuman, praktis mencibir.
"Aku tidak tahu terlalu banyak wanita yang bermain golf, apalagi wanita cantik. Berapa skor terbaikmu?"
"Apa pun itu, itu lebih rendah dari milikmu."
Aku bisa melihat senyum tipis Haris di bibirnya, geli dengan pembangkangan yang aku tunjukkan pada saudaranya, pria paling tangguh di ruangan itu selain dirinya sendiri. Suami aku menghargai api aku, sass aku. Dan itu membuatku menghargai dia sebagai seorang pria.