"Apakah aku harus setuju?" tanya Arghi membentangkan senyumannya di dalam pelukkan Lewis.
"Tentu saja, kamu harus setuju. Kakak sudah membuat janji bertemu dokter besok untuk pemeriksaan dahulu." Lewis mengatakan itu dengan santai dan juga ringan.
"Bagaimana Kakak bisa mengatakan itu, tanpa meminta izin dahulu padaku?" Arghi cemberut dan dia semakin memeluk Lewis erat membenamkan wajahnya di dada bidang kakaknya karena hawa dingin yang tiba-tiba datang.
Seketika senyum Arghi luntur detik itu juga ketika dia bisa mendengar Lewis bergumam, "Seandainya kamu bukan adikku."
***
Arghi sungguh tidak ingin pikirannya berputar dengan apa yang beberapa menit yang lalu Lewis katakan padanya. Itu hanya gumaman main-main yang tidak jelas kakaknya keluarkan saat itu dan Arghi tidak ingin membebani dirinya sendiri hanya untuk mengingat hal-hal semacam itu.