Sejak dulu, Syila selalu dilatih untuk bertahan dalam kondisi apapun. Syila belajar untuk tidak menunjukkan reaksi berlebihan ketika dirinya tengah mengalami masalah atau musibah. Bahkan ketika bahagia, Syila sudah merasa cukup dengan tersenyum lebar untuk orang-orang yang membuatnya bahagia, tanpa ada euforia seperti berlonjak girang atau semacamnya. Karena Syila tahu, kebahagiaan yang dia miliki tidak akan bertahan lama. Dia lebih sering ditimp kesedihan, membuatnya terbiasa hingga sebisa mungkin tidak menunjukkan kesedihan di depan orang lain.
Mungkin itulah yang menyebabkan Syila tetap tenang meskipun retinanya melihat Alex tengah bersama perempuan lain, saling mengobrol dengan akrab, bahkan perempuan itu menyuapi Alex dengan makanan yang dibawanya.