Setelah beberapa menit berlalu dengan penuh rutukan yang terlontar dari belah bibir Syila, akhirnya cewek yang memakai kemeja bergaris biru putih dan celana kain hitam itu berjalan menyusuri koridor di lantai lima, tempat dimana ruangan Syila berada. Bukan tanpa alasan raut wajah Syila berubah kusut kembali. Semua karena Alex yang menghubungi Syila melalui telepon kantor selama dua menit sekali.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!"
Syila mendorong pintu kaca ruangan Alex, lantas disambut oleh sosok jangkung Alex yang berdiri sembari bersandar di meja kerjanya. Syila sedikit terlonjak melihat Alex yang ternyata sudah standby menerima pekerjaannya, berbeda dari tadi siang saat Syila mengantarkan laporan bulanan divisi keuangan. Tadi siang, Alex terlalu sibuk dengan berkas-berkas di atas mejanya.