"Sana pergi! Nggak usah gangguin gue!" usir Alex tanpa perasaan.
"Dih, ngusir,"
Roni terlihat masa bodoh dengan usiran Alex. Roni tidak memiliki niat sedikitpun untuk beranjak pergi dari ruangan itu.
"Tapi serius, lo nggak mau ngasih tau gue kenapa Syila nggak punya hati?"
Brak!
Alex melempar map ke atas meja dengan keras. "Lo mau gue manggil satpam buat nyeret lo keluar?"
"Dih, sensi banget jadi orang," cibir Roni, sebelum mengeluarkan ponsel dari kantong celananya. "Hmm... apa gue tanya Syila langsung aja, ya? Siapa tau dia sengaja bikin Pak Direktur kesel sampai uring-uringan kayak gini..."
Alex lantas melotot. Dengan langkah lebar, Alex meninggalkan kursi kebesarannya dan menghampiri Roni di lingkaran sofa.
Roni segera melindungi ponselnya penuh antisipasi. "Mau ngapain, Lo?!"
"Lo itu yang mau ngapain?!" balas Alex dengan rahang mengeras menahan kesal.
"Mau nelepon Syila. Kenapa? Nggak rela Syila ditelepon cowok lain?"