Syila tidak yakin, sudah berapa kali dirinya datang di tempat tertinggi dari gedung sekolahnya. Namun, tiap kali datang ke tempat itu, Syila tidak pernah menyesal.
Embusan angin kencang langsung menyapa rambutnya yang dicepol asal. Karena masih tergolong pagi, Syila tidak terlalu merasa kepanasan. Meski demikian, sinar matahari tetap terasa menyilaukan. Syila harus mencari tempat yang sekiranya lebih teduh.
Kalau bukan karena guru pengajar sedang absen, Syila tidak akan berada di rooftop sekarang. Guru pengajar absen, dan teman-temannya merengek untuk tidak menggantinya dengan pelajaran tambahan. Alhasil Syila hanya bisa menurut dan dirinya berakhir di sini sekarang. Duduk di atas bangku panjang sembari memainkan kakinya yang menggantung bebas.
Udara pagi yang berhembus membuat Syila sedikit menggigil. Meski demikian, Syila tidak ingin pergi dari sana.