"Kak Dika, kata nya mau bikin taruhan yang gampang buat Kak Roni?" ta nya Syila pelan menyerupai bisikan.
"Nggak. Gue berubah pikiran. Gue harus bersikap adil" Dika juga membalas nya seperti bisikan.
"Kalau Kak Roni kalah?"
"Ya udah, gue batal jadiin lo pembantu"
"Ih! Kok gitu?!!"
Dika tersenyum puas, menepuk kecil puncak kepala Syila yang tengah cemberut. "Itu nama nya berani menerima kekalahan, adek kecil"
Ter nyata aktivitas Syila dan Dika yang bicara secara sembunyi sembunyi berhasil menyita perhatian seseorang. Si jangkung itu tidak repot repot berlatih seperti Roni, dan justru mengambil langkah mendekati mereka berdua
Alex tiba tiba menarik lengan Syila hingga cewek itu berbalik. "Astaga! Lo bisa nggak , nggak usah bikin gue jantungan?!"
"Pasangin penutup mata gue!"
"Lepas dulu dasi lo! Abis itu biar Syila yang masangin! Lo juga Ron, sini gue pasangin!" ujar Dika.
Alex dan Roni menurut, melepas dasi berwarna biru gelap itu dari leher masing masing.