"Kenapa?"
"Nggak, nggak apa apa. Eh, jadi gimana? Lo mau nerima tawaran Dika? Nggak apa apa kok kalau emang nggak mau. Kita bisa nyari cara lain" Tukas Roni cepat untuk mengalihkan pembicaraan.
"Kayak nya itu ide yang paling bagus. Untuk saat ini" ujar Syila sembari menyesap jus mangga nya.
Dika tersenyum puas. Dika tidak me nyangka diri nya bisa sesenang ini ha nya karena Syila yang menerima kebaikan nya.
"Ya udah, kita bisa bahas soal ini besok lagi. Makasih, Kak! Gue nggak tau kalau nggak adà kakak kakak ganteng ini!"
Suasana hati Syila berubah dengan sangat cepat. Padahal sebelum nya cewek itu terlihat murung, sekarang justru bertolak belakang. Mata nya berbinar cerah dan bibir nya tersungging senyuman yang tidak kalah cerah.
"Eh, bentar! Lo butuh duit berapa? Perlu gue pinjemin dulu?"
"Nggak usah, Kak!" tolak Syila tegas. "Gue bisa nunggu sampai waktu nya dapet gaji, kok!"
"Tapi itu bikin lo makin lama keluar dari rumah Alex"
"Nggak apa apa. Gue masih bisa tahan"