Vina menghela napas lega. "Bagus, deh, kalau gitu. Mama takut kejadian Syila tersesat terulang lagi"
"Hush! Nggak boleh berprasangka buruk gitu, ah!" hardik Raka.
"Iya, maaf. Mama Cuma sangat cemas"
Raka menggelengkan kepala pelan. Bukan hal yang baru bagi Raka ketika Vina cemas, wanita itu akan terus berprasangka buruk. Padahal prasangkanya tidak selalu menjadi kenyataan.
"Tadi, Pak Yusman juga bilang, katanya Alex ikut ke toko buku juga, lho"
Kecemasan yang sempat tersirat di wajah Vina tergantikan oleh raut tidak percaya. "Beneran?! Abis mimpi apa Alex semalem sampe dapet hidayah pergi ke toko buku?"
Raka berdecak. "Anaknya berubah lebih baik kok Mama malah nggak seneng? Mama aneh, deh"
"Bukannya nggak seneng, Papa. Mama Cuma nggak percaya. Kalau emang berubah menjadi lebih positif ya mama seneng, lah!" sahut Vina gemas. Namun kemudian, raut wajah wanita itu kembali berubah. "Ah, tapi bisa aja Alex ke toko buku buat beli komik, bukan buku pelajaran"