"Lo suka ke sini, ya? Kok Mbaknya bisa sampe hafal nama lo?" tanya Syila di dekat telinga Alex layaknya berbisik.
Alex tersenyum miring, seakan Syila baru saja mengatakan hal yang sangat bodoh bagi telinganya.
"Lo nggak tau tempat ini?"
"Tau. Ini toko buku, kan?"
Alex berdecak. "Oke, pertanyaan gue salah. Maksudnya, lo nggak tau siapa pemilik toko buku ini?"
Tanpa berpikir panjang, Syila menggeleng. Lagipula, Syila tidak mengenal pemiliknya dan tidak berminat berkenalan juga.
"Pemiliknya adalah orang yang tiap pagi dan malem makan sama lo di rumah," jawab Alex, membuat kening Syila mengerut tajam.
"Huh? Gimana maksudnya? Gue nggak paham"
Alex berdecak lagi. Mungkin dirinya tidak perlu menggunakan kata kiasan yang tidak bisa diartikan Syila dengan mudah.
"Bokap gue adalah pemilik toko buku ini. Makanya semua karyawan di sini kenal gue, karena gue juga sering ke sini sama bokap. Yah, walaupun itu dulu," ujar Alex, nada suaranya merendah di akhir kalimat. "Paham lo, sekarang?"