Syila tersentak. "M maaf, Om, Syila mau angkat telpon bentar" Syila pamit dengan suara bergetar, tanpa menunggu Raka ataupun Gilang memperbolehkan nya pergi. Terlebih, Gilang belum menurunkan tangan nya sebagai bentuk jabat tangan.
Masa bodoh dengan kesopanan! Kabur lebih baik dari pada Syila harus menumpahkan seluruh rasa sakit hatinya di depan banyak pasang mata, terutama di depan Gilang yang pasti kebingungan melihat Syila menangis dihadapan nya. Bagaimanapun, pria itu belum tahu jika Syila adalah putri kandungnya. Hanya Syila yang tahu di sini.
"O oh, maaf ya, saya nggak tau kenapa tiba tiba Syila lari gitu aja. Padahal biasa nya dia sangat ramah" Ujar Raka yang merasa bersalah. Namun, pria itu tidak marah pada Syila. Pasti Syila memiliki alasan mengapa tiba tiba pergi, meski sejujur nya terlihat cukup tidak sopan untuk dilihat.