"Maksud kamu, jadi peringkat pertama dari seluruh sekolah swasta se Jakarta?"
Syila mengangguk. "Gimana?"
"Yaa keren, sih. Itu pasti jadi kebanggaan sendiri buat kelas kita, apalagi buat ngehapus citra kelas kita yang udah buruk. Oh ya, Bu Indah pasti bangga banget sama kita!" Anisa berseru semangat, sebelum akhirnya dia menyadari satu hal, bahwa menjadi peringkat pertama adalah hal paling mustahil untuk kelas nya.
Syila menjentikkan jari nya, menatap Anisa dengan senyuman penuh arti. "Kayaknya aku liat Sandy di sana. Yuk, kita harus diskusi sama Sandy dulu"
"Diskusiin apa? Ila, jangan bilang..." Mata Anisa memicing curiga.
"Yuk!" Syila menggandeng tangan Anisa, mengajak nya untuk pergi menghampiri Sandy.
Seperti yang Syila duga, Sandy memang tengah melihat pengumuman tidak jauh dari tempat Syila sebelum nya. Cowok itu baru berhasil maju ke depan setelah berdesakan dengan siswa lain nya.
"Kak Roni, Kak Dika! Kita duluan! Bye!"
"O oh, bye!"