Tanpa sadar, Vina tersenyum hangat. Dia tidak pernah membayangkan hal ini bisa terjadi di depan mata nya. Namun, saat dia melihat nya secara langsung, muncul rasa tidak percaya di hati nya.
Apakah punggung itu benar benar milik Alex yang tak jarang memberi tatapan tajam penuh kebencian pada Syila? Apakah Vina sedang bermimpi? Apakah ini hanya khayalan Vina yang menginginkan putra semata wayang nya bisa menyambut Syila dengan baik?
Dan apakah perlakuan lembut Alex adalah tanda jika cowok itu mulai membuka hati nya lagi?
Namun, Vina tidak ingin berekspektasi lebih jauh. Melihat kepedulian Alex terhadap Syila saja sudah cukup. Vina tidak ingin berharap terlalu banyak untuk kelanjutan hubungan mereka nanti nya. Namun yang jelas, Vina akan sangat bersyukur jika harapan yang diam diam dia doakan setiap malam menjadi kenyataan di kemudian hari.
"Mama?"