Syila tidak lagi bergerak kecil, hanya wajah nya saja yang berubah arah yaitu menjadi menghadap Alex. Alex mengamati dalam diam, tanpa sadar tangan nya kembali terangkat untuk mengelus pelan wajah mungil Syila. Kali ini lebih hati hati agar tidak mengganggu tidur Syila lagi.
Kali ini, Alex dapat mengamati keseluruhan wajah Syila. Wajah nya mungil, pipi nya tirus, hidung nya tidak terlalu mancung namun juga tidak pesek, dan bibir nya tipis yang kini memucat. Alex memandang bagian bibir Syila lebih lama, seraya bertanya tanya dalam hati, mengapa dia sangat terobsesi pada bibir itu? Apa sebenar nya yang menjadi daya tarik bibir tipis itu?
Tanpa di duga, Alex tersenyum kecil. Kedua sudut bibir nya tertarik ke atas, membentuk senyuman maut yang mematikan bagi para fans nya di sekolah. Sayang nya, tidak ada yang mengetahui senyuman Alex itu, kecuali Tuhan dan Syila yang tengah tertidur lelap.