"Brengsek!"
Itu bukanlah umpatan dari bibir Roni, Dika, ataupun teman sekelas Syila. Mereka belum sempat bereaksi dan langsung mendengar umpatan itu dari belah bibir seorang cowok yang kini berlari menjauh, searah dengan Syila yang beberapa saat lalu melintas.
Punggung Alex yang berlari menjauh menjadi fokus Roni dan Dika yang langsung berpandangan dengan ekspresi yang sama. Sama sama terkejut.
"Astaga! Gue baru sadar kalau dari tadi dia diem di samping kita. Gimana, Dik?!"
"Gimana apa nya?"
"Alex pasti denger semua pembicaraan kita,"
"Emang kenapa kalau Alex denger?"
Roni mengatupkan bibir nya. "Nggak, nggak usah dipikirin"
"Dasar nggak jelas!"
"Gue tanya, SIAPA YANG LAKUIN ITU?!"
Roni dan Dika seketika menoleh ketika mendengar suara tak asing dari kejauhan. Itu suara milik Alex. Cowok jangkung yang Roni dan Dika kira akan menyusul Syila, ternyata justru berhenti di ujung lapangan yang lain. Berhadapan dengan seseorang dan berkacak pinggang.