"Makasih buat bantuannya, gue baru tahu kalo ponakan gue kena psikologisnya. Gue akan lebih merhatiin dia lagi." Satria menatap Putri dengan tatapan yang sangat lembut dan hangat.
Putri sendiri hanya tersenyum tipis, ia juga lega jika keponakan Satria yang juga adalah muridnya, mendapat penanganan yang tepat.
Gadis itu sempat terkejut saat Satria memintanya menemani pria itu untuk membawa keponakannya ke psikolog, beruntung semua berjalan dengan baik.
"Put," panggil Satria pelan.
"Ya?" sahut gadis itu.
"Lo tahu kalau gue suka sama lo, 'kan?!" todong Satria.
Seketika itu juga, Putri langsung merasa gugup. Ia tidak siap jika harus menerima, ataupun menolak Satria.
Putri bergerak gelisah.
"Em, Sat, udah malem banget, aku masuk ya? Capek dan ngantuk banget!" Putri berujar cepat.
Satria tersenyum miring. Ayolah, ia tahu bahwa Putri sedang berusaha menghindar darinya.