Dian berjalan seorang diri, ia hendak pergi ke kantin. Tentu saja setelah melakukan tes bola basket di lapangan, sangat senang karena akhirnya ia berhasil melewati masa paling menyebalkan.
Apalagi guru olahraganya seringkali membawa nama Haikal jika Dian tidak bisa melewati tes bola basket itu. Bukankah itu sangat menyebalkan? Ya, sangat.
Dian sebenarnya ingin berterimakasih pada Haikal saat ini, namun mengingat jam pelajaran masih berlangsung membuatnya mau tak mau menunggu hingga waktu istirahat tiba.
"Ketika mimpimu yang begitu indah
Tak pernah terwujud, ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu
Dan tak pernah sampai, ya sudahlah
Apa pun yang terjadi
Ku 'kan s'lalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih
'Cause everything's gonna be okay
Yo, yo, satu dari sekian kemungkinan
Kau jatuh (jatuh) tanpa ada harapan
Saat itu raga kupersembahkan (yo)
Bersama jiwa, cita, cinta, dan harapan
Kita sambung satu per satu sebab-akibat
Tapi tenanglah, mata hati kita 'kan lihat