Mataku terbuka perlahan dengan pengelihatan kabur yang mulai membawaku ke kesadaran. Suasana ruangan yang identik dengan warna putih ini membuatku merasa tidak asing, di tambah lagi dengan bau dan suasana sunyi yang mendera, membuatku semakin merasa deja vu.
Suara lantunan ayat suci Al-Qur'an pun terdengar samar, suaranya yang merdu dan menghanyutkan membuatku kembali memejamkan mata dan berusaha mengumpulkan kesadaran sepenuhnya.
Hingga mataku bisa melihat dengan normal, aku menoleh ke sisi kanan dimana seorang lelaki dengan peci di kepalanya duduk sambil mengaji. Sebuah Al-Qur'an kecil terlihat bertengger cantik di tangannya sambil tertunduk.
Aku tidak tahu sudah berapa jam aku tidak sadarkan diri, yang jelas ini sudah malam. Cahaya rembulan bisa kulihat dari sela-sela fentilasi yang ada di sisi kiri ruangan. Begitu asik mendengarkan dia mengaji, sampai akhirnya dia pun tersadar dan menatapku.