Kebetulan semua orang sudah makan siang sebelum kami datang, jadi aku dan Umar hanya makan siang berdua di ruang makan sambil mengobrol-ngobrol ringan. Mereka semua berbincang di ruang tamu bersama bunda dan anak-anak.
"Kenapa kamu melarang bunda memberitahukan yang sebenarnya pada mas Habib dan Farida? Bukankah mereka juga sudah tahu tentang masalah Marisa?" tanyaku pada Umar di sela-sela mengunyah nasi dengan posisi membelakangi ruang tengah.
"Kamu tahu 'kan kalau masalah Marisa itu bukan masalah kecil. Kita sampai berbulan-bulan saling mencurigai satu sama lain karena masalah itu. Aku hanya tidak ingin mengumbarnya lagi, karena aku pikir ini masalah kita dan kita harus menyelesaikannya sendiri tanpa campur tangan orang lain."
"Memangnya kamu pikir masalahmu sudah selesai?"
