Kejadiannya begitu cepat, bahkan aku sampai tidak sempat melihat Marisa lari keluar karena terlalu cepat. Tanganku yang mendadak perih karena mendapat luka sayatan di bagian telapak tangan kiri pun menjadi perhatian pertama yang membuatku tidak bisa memperhatikan Marisa lagi.
Bara berusaha mengejar perempuan, dia lari keluar dan mengejar Marisa yang pergi dengan telanjang kaki sambil membawa tas yang dia punya. Ada masalah antara Marisa dan Umar, dan aku yakin bahwa kesaksian salah satu dari mereka ada yang salah dan membuat yang lainnya membantah keras pertanyaan itu.
Umar yang kepalanya baru saja tertimpa guci itu langsung menghampiriku dengan darah yang mengucur dari telapak tangan. Wajahnya tampak panik saat melihat luka sayat yang menganga cukup besar di tanganku.
"El, ayo kita ke rumah sakit!" ajak Umar melihat darah yang menetes cukup banyak.