Pesan yang terakhir kali di kirim oleh nomor dengan nama titik itu membuatku cukup penasaran, apa lagi setelah Umar membalasnya dengan jawaban 'ok' saja. Tak mau berpikir panjang dan bergelut dengan pikiranku sendiri, aku pun memutuskan untuk datang ke alamat tersebut di jam yang sudah di tentukan sebelumnya.
Aku datang sendirian. Meski tadi sempat merasakan nyeri di area panggul karena tak sengaja jatuh di kamar mandi, tapi aku tetap memaksakan diri untuk pergi ke hotel itu dan mencari tahu. Aku ke sini naik taksi, hanya berpamitan pada bunda untuk pergi ke caffe menemui Bara sebentar.
Bunda langsung mengijinkan, karena memang Bara pernah mengundangku untuk makan gratis di caffe tempat dia bekerja. Meski sebelumnya sempat khawatir karena harus pergi sendirian, tapi aku bilang tidak apa-apa.
"Aku bisa menjaga diriku sendiri, Bunda. Bunda tidak perlu khawatir, ya?" kataku yang pada akhirnya mendapatkan anggukan kepala darinya.
