Aku tidak tahu apakah ini hanya perasaanku saja atau memang Umar merasa di repotkan dengan penyakitku. Gara-gara penyakit ini, aku tidak bisa melakukan banyak hal sendirian, terlebih lagi saat aku harus selalu meminta bantuan kepada Umar dan Mira dalam segala hal, membuat mereka menjadi tempat bergantung untukku.
Aku sadar, setelah menjalani kemoterapi, begitu banyak perubahan fisik yang kurasakan. Tak jarang Umar pun jadi lebih sering bekerja dari rumah dari pada masuk kantor. Dia lebih sering mengurusku di rumah, mulai dari menyuapi makan, menggendongku ke kursi roda sampai membantu mengurus anak-anak juga.
Gerak fisikku jadi terbatas setelah kakiku semakin memburuk saat menjalani kemoterapi. Apa lagi setelah kemoterapi di minggu kedua, kaki semakin sering nyeri sampai kadang aku tidak sadar kalau kakiku mendadak lemas saat di bawa berjalan.