"Maaf, tapi aku hanya sekedar cerita, ya? Bukannya ingin mendapat perhatian atau simpati darimu," cicit Putri yang merasa tak enak.
"Ah, tidak apa-apa. Aku tidak menganggap seperti itu, justru aku senang bisa mendengar ceritamu. Maaf karena sudah menuduh yang tidak-tidak terhadapmu sebelumnya, aku hanya ingin tahu untuk apa uang itu kamu pergunakan," balasku sambil tersenyum.
"Ya, intinya seperti itu. Dan sekarang adikku sedang di rawat di rumah sakit, Mbak. Setiap hari dia harus menjalani kemoterapi yang biayanya tidak sedikit. Tapi, ya mau bagaimana lagi, aku tidak punya jalan lain, sebelum punya uang, aku tidak akan bisa membawanya ke meja operasi."
Aku suka dengan bagaimana Putri menyampaikan ceritanya, aku suka dengan bagaimana gaya bicaranya yang halus dan sopan. Dia juga terlihat sebagai pembicara yang handal, pantas saja Umar bilang kalau Putri adalah moderator terbaik di kantornya, dia lulusan ilmu komunikasi ternyata.
